Sabtu, 17 Agustus 2013

Populasi IKan Terubuk Kian Langka Diperairan Labuhanbatu

 
Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang memiliki sumberdaya perikanan yang cukup dikenal lumayan besar sejak dahulu kala. Terutama yang berasal dari kawasan Tanjung Sarang Elang Kecamatan Panai Tengah  dan Sungai Berombang Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.
Kedua daerah itu  mempunyai komoditi perikanan yang beraneka ragam. Salah satunya adalah ikan terubuk dengan telurnya merupakan makanan khas yang menjadi kebanggan masyarakat khususnya  di daerah pesisir pantai  Kabupaten Labuhanbatu.
Sayangnya bila melihat populasi  ikan Terubuk saat ini sudah sangat menurun, bahkan sudah jarang ditemui dipasar-pasar tradisional yang biasanya menjadi tempat penjualan ikan Terubuk dimasa  lalu.  Ikan yang yang memiliki kebiasaan hidup di muara sungai seperti dipertemuan antara Sungai Barumun  dengan air laut di Tanjung Sarang Elang dan Sungai Berombang ini cukup populer karena kelezatan telur dan dagingnya yang khas.
Faktor rasanya yang lezat itu kemudian membuat harga ikan ini meroket hingga menjadi harganya cukup mahal. Bayangkan untuk  1 Kg telur ikan terubuk  ini, kini telah mencapai harganya sekitar Rp2 jutaan lebih, sedangkan dagingnya hanya sekitar ratusan ribu per kg. Sehingga tak heran jika jenis ikan ini selalu menjadi incaran para nelayanan dan konsumen yang menjadi penikmat telur ikan Terubuk.
Akibat itu pula, membuat populasi ikan pemakan plankton (Buih) ini sudah sangat jarang ditemui di muara Sungai Barumun dan Laut Sungai Berombang.  Ekploitasi yang berlebihan (over exploitation) yang dilakukan para nelayan juga menyebabkan ikan Terubuk ini semakin sulit ditemukan  saat ini.  Apalagi yang paling diburu para nelayan dan konsumen, umumnya  adalah telur  ikan terubuk, sehingga membuat populasi ikan berwarna perak itu  mengalami penurunan yang cukup drastis. Kini malah semakin langka keberadaannya di alur sungai yang bisanya menjadi tempat habitat ikan ini.
Abdul Karim Nasution, 70,  warga Dusun Bulu Tolang, Desa Sei Siarti, Labuhanbatu dalam satu kesempatan  mengatakan, dirinya sudah puluhan tahun melakoni pekerjaannya sebagai nelayan tradisional penangkap ikan Terubuk.  
“Sudah puluhan tahun jadi penangkap ikan terubuk. Ya, sekarang jumlah ikan terubuk sudah jauh berkurang,” bebernya.
Kata Karim, beberapa dekade lalu para nelayan masih berpeluang mendapatkan ikan terubuk sekira 5-10 ekor perharinya. Tapi saat ini, kata dia untuk memperoleh satu ekor ikan Terubuk saja, satu hari  pun justru belum tentu mendapat jaminan bisa diperoleh.
“Sehari belum tentu mendapat ikan satu ekorpun,” imbuhnya kala itu.
Ikan ini juga terancam mengalami kepunahan  lantaran dugaan pencemaran limbah dari sejumlah industri pabrik kelapa sawit (PKS) yang semakin bertambah  disekitar muara Sungai di kawasan Labuhanbatu.##

Ikan Terubuk Menjadi Simbol Pemerintah Daerah (Logo)
            Kebanggan terhadap ikan Terubuk itu juga sengaja diimplementasikan pemerintah daerah pada logo Pemkab Labuhanbatu.  Sesuai infomasi yang diperoleh, pemakaian logo pemkab Pemkab Labuhanbatu  yang memiliki gambar padi, karet, Kelapa Sawit dan ikan Terubuk hingga kini masih menjadi logo atau simbol. Menurut berbagai sumber penetaapan logo Pemkab Labuhanbatu yang menyertakan gambar dua ekor ikan Terubuk diantara gambar komoditi itu  sekitar tahun 1980-an. Pemerintah daerah bersama sejumlah tokoh masyarakat sepakat menetapkan logo itu sebagai simbol dan  ciri khasnya Labuhanbatu.
Oleh sebab itulah, kemudian agar tidak menjadi kenangan dibutuhkan penanganan khusus dari masyarakat maupun pemerintah daerah untuk melestarikan ikan Terubuk. Misalnya, dengan melakukan budidaya supaya ikan ini tidak terancam mengalami kepunahan. Tujuannya adalah, agar suatu saat nanti anak cucu maupun generasi mendatang  masih tetap dapat mengenal dan dapat menikmati bagaimana  gurihnya rasa  daging dan telur ikan terubuk tersebut.  
Sebab kalau tidak ada penanganan budi daya yang lebih serius didukung pemerintah daerah, bisa jadi ikan Terubuk hanya tinggal menjadi legenda  bagi anak-cucu digenerasi mendatang  di  Kabupaten Labuhanbatu. Akhirnya, mereka  hanya dapat mendegar cerita seperti dogeng dimasa lalu tentang keberadaan ikan Terubuk yang sempat menjadi kebanggan  warga  Labuhanbatu dimasa tempo dulu. Alhasil, riwayat ikan Terubuk ini bias menjadi seperti cerita dinasourus yang kini tidak dapat ditemukan lagi kecuali  tinggal legenda dan posil dari tulang belulang binatang yang berbadan besar tersebut dapat dilihat melalui acara tayangan TV.
Begitupula halnya dengan ikan Terubuk. Tentu sayang sekali jika  Tetua nantinya hanya bias memperkenalkan ikan Terubuk itu hanya lewat  logo Pemkab Labuhanbatu  yakni, dua ekor ikan  Terubuk diantara tanaman karet dan sawit sebagai sumber pendapatan andalan saat ini.
Sungguh ironis sekali, jika hal itu yang  terjadi dimasa yang akan datang. Namun, yang jelas kalau tidak ada semacam budidaya ataupun penyelamatan untuk kelangsungan  ikan Terubuk tersebut kita khawatir generasi mendatang  bakal tidak  akan dapat lagi merasakan kelezatannya dari daging dan telur yang dihasilkan oleh ikan Terubuk tersebut. Karena sudah mulai mengalami kepunahan saat ini. Padahal dahulunya ikan ini termasuk salah satu jenis ikan ekonomis penting yang menjadi primadonanya  dibeberapa muara sungai di Kabupaten Labuhanbatu. Hal itu akibat mudahnya diperoleh para nelayan.
Salah seorang warga Kabupaten Labuhanbatu, Zulham Abdul Fattah  Nasution, 54 sempat menyampaikan kekhawatirannya kepada penulis terhadap eksistentsi ikan Terubuk yang kini sudah sangat jarang ditemui disejumlah perairan pesisir pantai Labuhanbatu. Katanya,  tahun 1980-an, dirinya masih sempat merasakan betapa nikmatnya telur dan daging ikan itu.
“Tapi kalau sekarang ini, saya sendiri  tidak pernah lagi melihatnya. Kita khawatir ikan Terubuk itu akan menjadi kenangan kalau tidak ada perhatian pemerintah untuk membudidayakannya,”ungkapnya dalam satu kesempatan.
Dia mengatakan, pada anggaran APBD Pemkab Labuhanbatu tahun 2012 pernah  dialokasikan  anggaran sebesar Rp60 juta di dinas peternakan dan perikanan  khusus untuk budidaya ikan Terubuk. Namun hingga sekarang tidak jelas bagaimana penggunaan anggaran budi daya ikan Terubuk tersebut. Sebab, tidak ada informasi terkait perkembangan habitat ikan Terubuk di Labuhanbatu sampai sekarang.
“Itu pernah saya tanya, bagimana mengelola anggaran budi daya ikan Terubuk itu, tapi tak jelas keterangan dari dinas perikanan,. Kata mereka mau kerjasama dengan universitas jurusan perikanan,”bebernya.
Salah seorang  anggota DPRD  Labuhanbatu, Muhammad Riadi dalam satu kesempatan mengatakan kekhawatirannya tentang populasi ikan Terubuk yang semakin terancam saat ini diperairan Labuhanbatu. Maka itu dia mendesak pemerintah daerah agar turut campur dalam penanganan peningkatan populasi ikan Terubuk agar tidak hanya tinggal menjadi cerita dimasa mendatang kepada generasi berikutnya.
“Kalau pemerintah daerah tidak menaruh perhatian terhadap peningkatan populasi ikan Terubuk, tidak tertutup kemungkinan nama ikan  itu akan tinggal kenangan saja,”ungkapnya.
Selain itu, Alumni IPB ini menambahkan, seharusnya pemerintah melakukan budi daya dan melakukan konservasi ikan terubuk. Baik itu dengan cara mengundang pihak ketiga untuk dapat melakukan kajian  terhadap tata cara  budi daya ikan Terubuk. Ditambah lagi dengan salah satu gambar yang terdapat dalam logo Pemkab Labuhanbatu adalah ikan Terubuk, sehingga sangat perlu   dilestarikan. 
“Makanya tidak ada pilihan lain, pemerintah harus  turut mendorong budi daya ikan Terubuk supaya populasinya semakin bertambah. Sebab, kalau pemerintah memang mau, saya kira tidak sulit untuk membudidayakan ikan ini,” tandasnya.
  Optimisme Riadi tersebut cukup beralasan bagimana untuk meningkatkan populasi ikan tersebut. Karena  di Labuhanbatu sendiri kini sudah banyak sarjana yang memiliki latar belakang ilmu pengetahuan   perikanan, sehingga tidak perlu diragukan lagi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki mereka. Hanya saja pemerintah harus dapat mengalokasikan anggaran agar bias melakukan pengembangbiakan ikan Terubuk tersebut untuk mengantisifasi kepunahan dimasa yang akan datang.
Humas Pemkab Labuhanbatu Sugeng ketika dikonfirmasi mengatakan, terkait dengan budidaya ikan Terubuk tersebut sudah ada rencana Dinas Perikanan setempat untuk melakukan semacam kajian dengan pihan Universitas Riau (UNRI). Rencana tersebut sudah diagendakan akan dilaksanakan pada akhir tahun 2013 ini.
“Sebenarnya saya tidak tahu banyak soal agenda budi dayaikan Terubuk ini. Tetapi pernah saya dengar informasi bahwa ditahun 2013 ini akan dilakukan kajian terkait rencana bagamana budi daya ikan Terubuk,"tandasanya. (sartana nasution)

Teks Photo: Telur ikan Terubuk yang sering dimintai warga

1 komentar:

  1. Perkembangan produk-produk peternakan dan perikanan semakin maju seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Berikut beberapa produk peternakan dan perikanan :

    PRODUK OBAT-OBATAN, VITAMIN, VAKSIN Produksi :
    - PT. Sanbe Veterinary and Aquatic
    - PT. Indosco Boster
    - PT. Natural Nusantara
    - PT. Wonderindo Pharmatama
    - PT. Multifarma Satwa Maju
    - PT. Sarana Veterinaria Jaya Abadi
    - PT. Medion
    - PT. Eka Farma
    - Dll.

    PRODUK PROBIOTIK DAN HERBAL Produksi :
    - Pradiptha Paramita (Minaraya, Jampistres, GraciMax, Promix, GrowBig, Racun Lalat, dll.)
    - Simba Plus (RajaLele, RajaGrameh, SPF, Nutrisi, Nature, dll.)
    - Tamasindo Veterinary (Probio-7, Planton, Raja Siam, Raja Ikan, Proten 2000, dll.)
    - Indosco Boster (Planktop, Sel Multi, Aqua Enzim, Manstap, dll)
    - Nutrend International (Herbafarm Ternak dan Herbafarm Ikan)

    PRODUK PERALATANAN PETERNAKAN dan HASIL PRODUKSI TERNAK :
    - Mesin Penetas Telur Kapasitas 30, 50, 75, 100, 200, 500, 1000, 1500 butir
    - Peralatan Peternakan Hewan Besar
    - DOC/ Bibit Ayam Kampung dan DOD/Bibit Itik
    - Calon Induk Itik Petelur

    Maju Bersama Poultry Shop
    Jl. Sudirman 242 (Simp. Bedagai – Depan Majestyk), Sei Rampah, Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara
    HP: 0852.57090.372
    www.majubersamaps.com

    BalasHapus